Langsung ke konten utama

Euthanasia


Saya tak menyukai kebisingan dan karena itu saya sering memaki. Bukan sekedar bising. Bising dalam ketegorinya terbagi antara bising wajar dan tak wajar. Bising wajar adalah bising biasa berupa silang pendapat, ide, juga gagagasan. Bising tak wajar jika itu perbedaan ide yang mengarah ke disintegrasi, melumat persatuan dan meludahi kebhinekaan.
Dan dari situlah - bising tak wajar itu saya membenci bising. Acapkali negara ini menguras energi berlebihan untuk bising yang tak wajar ini. Acapkali pula negara dipaksa tunduk juga menyerah terhadap kelompok dari yang bising ini. Negara kerap gagal mengidentifikasikan dirinya, menemukan dirinya - menyatakan kekuasaannya di hadapan kelompok ini. Dan itu saya benci dan tak bisa untuk mahfum.
Dari sinilah, saya merasa bahwa euthanasia itu perlu. Bukan sekedar perlu, ini juga penting dan barangkali darurat. Negara tak boleh gagal juga kalah, itu pesannya.
Jika saja euthanasia legal di negara ini, negara tak perlu panas kuping terhadap semua kebisingan yang memudarkan semangat kebangsaan, memecah belah persatuan, menghancurkan kebhinekaan.
#adipati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mantan

Apa yang lebih indah dari mantan?  Kenangan, itu jawabannya.  Mantan, menyebut ini saya agak takut. Bukan karena membludaknya kenangan tetapi lebih kepada kembalinya mantan ke pentas.  Apa pasalnya? Sini!!! Saya mau cerita dulu. Pada zaman dahulu, sewaktu sang Mantan jadi kepala suku, ada sebuah proyek besar di negeri antah berantah yang dinamakan proyek Ekatepe. Semua pembesarnya terlibat. Setelah sang mantan diganti, proyek itu kemudian tercium menyimpan masalah. Lalu pembesar-pembesarnya ditersangkakan. Eh, ada nama sang Mantan disebut.  Di buku-nya, ada namaku disebut, kata sang Mantan. Sang Mantan kemudian mencak-mencak.  "Eh, semasa saya tak pernah ada laporan permasalahan proyek itu", kata sang mantan. Kenapa sekarang, kok menyebut nama saya? Itu fitnah, tau!!!!!! (?) Lalu, sang Mantan mengadakan presscon.  "Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Aku ini mantanmu. Mantan terindahmu. Lupakah kamu dengan suaraku, ingatkah kamu wajah ini? Yang selalu manis untukmu